Rabu, 18 Januari 2012

Sinema digital merupakan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak, pendistribusiannya bisa melalui perangkat keras berupa piringan optik seperti DVD (Digital Versatile/Video Disc) ataupun melalui satelit, bahkan sekarang sudah banyak yang memanfaatkan teknologi blueray, karena  memiliki kualitas gambar yang jauh lebih baik daripada DVD. 
Perbedaan sinema digital
Sinema digital hanya berbeda dengan sinema konvensional dalam hal visualisasi dan suara. Visualisasi sinema digital berbentuk garis-garis, sementara sinema konvensional yang menggunakan mediapita seluloid, memiliki struktur visualisasi berupa titik-titik. Untuk kualitas suara, sinema digital hanya dapat memberi kualitas suara stereo. Sementara sinema konvensional, memiliki kualitas suara dolby surround.

Proses Pembuatan Film 
Pembahasan selanjutnya adalah mengenai tahap pembuatan film, ternyata dalam membuat sebuah film itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan, untuk menghasikan sebuah film yang berkualitas dibutukan kemampuan yang cukup, agar film yang digarap bisa memikat masyarakat untuk menontonnya.
1.       Pra Produksi
Pra produksi adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film. Pada tahap ini dilakukan sejumlah persiapan untuk pembuatan film, seperti penulisan naskah skenario, menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staff dan kru produksi, mengurus penyewaan peralatan produksi film, serta persiapan-persiapan lainnya.

2.      Produksi
Tahap selanjutnya adalah tahap produksi, tahap ini merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna.



3.      Pascaproduksi 
Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti pengeditan film, pemberian efek khusus, pemberian suara/music, pengkoreksian warna, menambah animasi, dan sebagainya, yang bertujuan untuk menambah nilai jual sebuah film.

Hardware yang digunakan 
Untuk menghasilkan sebuah digital cinema, dibutuhkan beberapa peralatan yang memenuhi, diantaranya kamera dan proyektor. 
1.      Kamera digital
Kebanyakan fitur digital saat ini sudah bisa merekam pada resolusi 1920x1080 menggunakan kamera seperti Sony CineAlta, Panavision Genesis atau Thomson Viper. Kamera-kamera baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan resolusi 2K, dan kamera bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera Company dapat merekam dengan resolusi 4K. Penggunaan proyeksi 2K pada sinema digital telah mencapai lebih dari 98 persen. Baru-baru ini perusahaan Dalsa Corporations Origin mengembangkan kamera yang dapat merekam dengan resolusi 4K RAW. Selain itu, ada jenis kamera lain yang dapat merekam dengan resolusi 5K RAW seperti RED EPIC. Ada juga kamera yang dapat merekam dengan resolusi 3K RAW (untuk menyesuaikan dengan anggaran pembuat film ) seperti RED SCARLET
2.      Proyektor digital
Untuk menayangkan sinema digital, diperlukan proyektor yang berbeda dengan proyektor untuk menayangkan sinema konvensional. Terdapat dua jenis proyektor yang dapat digunakan untuk menayangkan sinema digital, yaitu proyektor DLP dan DCI. Proyektor DLP memiliki resolusi 1280×1024 atau setara dengan 1.3 megapiksel. Sedangkan proyektor DCI memiliki dua jenis spesifikasi, yaitu 2K (2048×1080) atau setara 2.2 MP pada 24 atau 48 bingkai dan 4K (4096×2160) atau setara dengan 8.85 MP pada 24 bingkai per detik.
Teknologi penayangan sinema digital lainnya dibuat oleh perusahaan Sony dan diberi label teknologi "SXRD" . Proyektor-proyektor SXRD seperti SRXR210 dan SRXR220, menawarkan resolusi 4096x2160 (4K) dan memiliki piksel empat kali lebih banyak dari pada proyektor 2K. Proyektor sinema digital Sony juga memiliki harga yang kompetitif dengan proyektor DLP 2 K yang memiliki resolusi lebih rendah (2048x1080 atau setara dengan 2.2 megapiksel).

Software yang digunakan
Dalam pembuatan digital cinema juga dibutuhkan software yang mampu memberikan kemudahan dalam mengolah gambar, menurut sumber yang saya baca bahwa Adobe menawarkan standar baru format file dokumentasi terbuka untuk industri film demi menghindari inkompatibilitas format file dan menekan tingginya biaya pembuatan film. Adobe sendiri merupakan perusahaan yang terkenal dengan aplikasi editing video dan foto dan pembuat produk software populer, seperti Adobe Photoshop dan Adobe Premier Pro. Adobe mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan sebuah format file terbuka untuk file digital cinema. Format yang nantinya akan diberi nama CinemaDNG ini berbasiskan format milik Adobe, yakni Adobe Negative file format yang biasa digunakan untuk fotografi digital



0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!